Gatal dan .......
Ini ceritaku, bebrapa hari lalu.
Aku gatal-gatal, duh menyebalkan sekali. 'dah beberapa minggu. Gatalnya pada kaki paling sering dan akhir-akhir ini tangan juga ikut-ikutan. Gatalnya datang dan pergi. Kadang-kadang gatal, kadang gak. Datangnya suka-suka dia, kadang malam, kadang siang ketika lagi asik ngajar.
Aku pikir, jangan-jangan saya kena gejala diabetes. "Kali gula darahku naik" begitulah pikirku. Aku sudah lama berencana mau cek kadar gula ke RS, tapi selalu gagal, ada sederat alasan yang mengagalkan rencanaku. Salah satunya, pengen coba ramuan alami saja dulu.
Hasil dari bertanya dan cerita dengan teman-teman, disebutlah daun gedi dan daun sambiloto adalah ramuan yang bisa menurunkan kadar gula. Untungnya kedua jenis daun tersebut gampang didapat. Jadi saya minumlah daun gedi selang seling dengan daun sambiloto. Kalau daun gedi ada, ya saya minum rebusan daun gedi dan kalau yang tersedia sambi loto, saya minumlah si raja pahit itu.
Setelah beberapa kali minum, koq gatalnya gak berkurang juga. akhirnya saya putuskan ke RS saja untuk cek gula darah. Karena sudah lama gak ke RS kartu Askes sudah hilang entah dimana. Akhirnya harus ngurus Askes dulu. Untungnya sih, lancar. Gak ribet, senang aku sama petugas Askesnya. Wah sekarang Askes sudah berubah ya? Dari yang dulu kesannya susah bangat dan suka mempersulit orang (biasa administrasi Indonesia) sekarang sudah gampang dan cepat. Pelayannya mbak yang cantik pula he he. Saya datang duduk, bilang "mbak Kartu Askesku sudah lama gak saya pakai, jadi sudah hilang entah dimana, jadi gimana itu mbak? GImana caranya agar saya dapat kartu pengganti?". "Oh ..silahkan isi formulir keterangan hilang ini, lalu tanda tangan diatas materai, dan sertakan dokumen yang diminta", demikan kata si mbak Askesnya. "ow begitu ya mbak, Baiklah, saya bawah pulang dulu formulirnya, saya isi sekalian ngambil dokumen yang dibutuhkan ya?" Simbaknya hanya tersenyum manis sambil mengangguk. Duh gembira hatiku.... mbaknya cantik, urusan gak ribet pula.
Langsung ngacir dari kantor ASKES, pulang kermuha isi form, copy dokumen yang dibutuhkan lalu beli materai Rp. 6000,- selembar, beres dah. Balik lagi ke RS, ketemu si mbak Askes. "Mbak ini formnya sudah selesai, kira-kira kapan nih saya bisa ambil kartunya, soalnya saya sudah mau pake mbak?" Kata saya sambil duduk didepan si mabk yang tadi. "Sekarang juga pak, kalau jaringan bagus lima menit juga selesai". Okey saya duduk, dan tidak sampai sepuluh menit kemudian kartunya sudah jadi. Simbak memasukkannya kedalam amplop putih bersama sebuah brosur Askes, yang menjelaskan hak dan kewajiban peserta askes lalu menyerahkan amplop mirip amplop ATM bank tersebut ke saya. Kartunya juga mirip kartu ATM bank. Gaya simbak menyerahkan ke saya juga mirip tellerbank, menyerahkan ATM kepada nasabah barunya. Pake dua tangan sambil berdiri dengananggun dan pake senyum alah front desk service. ASKES sudah oke sekarang untuk urusan administrasinya, kata hati saya sambil senyum kepada si mbak tadi.
Habis ngurus kartu, langsung saya ke loket klinik. Serahkan karu, dan mengaku pengunjung pertama, langsung mbak yang bertugas tahu kalau saya belum punya kartu kontrol, maka diambilkanlah sebuah map baru sepertinya untuk rekam medik pasien baru. didepannya ditulis nama saya. Si mbak sempat mengeluh nama saya yang kepanjangan. Saya hanya menyahuti "disingkat saja mbak" gak usah ditulis lengkap. Dia diam saja. Setelah selesai ternyata nama saya ditulisnya lengkap trus saya diberi gelaar dibelakang S.Pdi, AmA Apalah gitu, tapi saya sudah g peduli lagi. yang penting saya bisa ketemu dokter.
Si mbak tadi menulis kan keluhan saya dan menulis kata dermatologis setelah saya menyebutkan gatal-gatal tadi.
Lalu saya ke dokter, setelah melewati perawat yang mengukur tensi darah, saya ketemu dokternya. Saya langsung menyampaikan keluhan saya dan minta rujukan supaya saya bisah ke Lab cek darah, karena saya kuatir jangan-jangan kadar gula darah saya naik. Dokter menulis di rujukan ke Lab "Periksa Darah Lengkap".
Saya ke Lab, membawa rujukan tadi, menyerahkan pada perawat pria yang bertugas diloket, menunggu sejenak lalu kemudian dipanggil untuk diambil sampel darah. Uh untuk pertama kali selama dua tahun terakhir ketemu jarum suntik, rasanya selalu sama, ngeriii. Katanyasih cuma seperti gigitan semut, tapi tetap saja bagiku itu namnya sakit.
Si perawat pria tadi yang akan mengambil sampel darah saya, mengikat bisep saya lalu mecari urat yangakan ditusuk. Lalu saya disuruh mengepalkan tangan. Saya enutup mata dan mengepalkan tangan kuat2. Lalu ditusuk jarum... ugh sakit. tapi sebentar saja. Lalu saya buka mata lihat ke perawatnya dnegan hati senang. "Sudah selesai?" Perawatnya menjawab,"tadi Bapak terlalu kencang mengepal, darahnya gak keluar" . "jadi diulang lagi?". "iya" katanya. Saya langsung "ow sh*t" sambil pasrah menyerahkan tangan saya kembali. Kali ini saya mengepal tidak terlalu keras , semenatra jarum itu menusuk tangan saya siperawat mengatakan "buka kepalan tangan bapak, dan rileks, supaya darah keluar dengan baik". Saya ikuti sambil menahan sakit.
Sudah itu saya keluar dan menunggu hasil Labnya di ruang tunggu. Sambil menunggu, saya sempat sms oarang-orang ke sekolah kalau saya akan terlambat masuk kelas karena saya masih di RS. Kira-kira 15 menit saya dipanggil untuk menerima hasil Lab saya. Hasil Labnya bagus koq pak, kata perawat yang menyerahkan sama saya, tapi bapak kembali lagi ke dokternya. Saya kembali ke dokter, sambil menyerahkan hasil lab tadi. Dokter menjelaskan bahwa hasilnya baik... semuanya normal. Saya hanya Alergi biasa kata dokternya. Dokter menulis resep, saya lihat hanya CTM, hydrocortisone dan entah apa yang satu. Saya lega.
Kemudian saya ke Apotik. Sambil jalan ke Apotik, saya kembali memperhatikan hasil Lab di tangan saya. Mencoba mencari angka mana yang menujukkan kadar gula saya. Tapi saya tidak bisa melihatnya. Gak ngerti. Yang ada dicatatan yang dokter berikan hanya rentang kadar gula normal yaitu 75-140 mg/dl. Diapotik saya bertanya sama si penjaga apotik, "Mas-mas, ini yang mana sih di hasil Lab ini yang menunjukkan kadar gula?" .Si Mas mengambil hasil lab saya dan memperhatikan nya. Lalu dia bilang "sepertinya kadar gula darah bapak gak diperiksa". Nih tidak ada hasilnya. Biasanya akan ditulis disini nih pak, sambil dia menunjuk kolom disamping tulisan rentang kadar gula normal tadi. Jadi kadar gula saya gak diperiksa?
Addduhw.. degan jengkel saya balik lagi ke Lab. Kepada orang di lab saya bertanya Bu, ini hasil lab saya, tidak mencantumkan kadar gula darah saya ya? "Iya, kan hanya pemeriksaan lengkap" begitu jawab si ibu itu, itu sesuai dengan catatan dari dokter tadi. lalu saya jawab, tapi saya inginmengetahui kadar gula saya. Ya kalau begitu bapak harus diambil lagi sampel darahnya, tapi bapak kembali kedokter dulu. Lalu dia mengangkat telpon, sepertiya berbicara kepada dokter yang saya temui tadi, lalu dia bilang kesaya. iya silahkan ke doter yang tadi. Lalu saya temui lagi dokternya, dikternya mengatakan iya kaadar gulanya g diperiksa, saya rasanya hendak menyemburkan sejuta dampratan sama si dokter bego itu tapi saya tahan.
Dengan dongkol saya kembali ke Lab. Mengulurkan tangan saya yang sebelah untuk diambil sampel darah. Lalu menunggu hasil Lab. Hasilnya baik. 95 mg/dl, berarti dalam rentang normal. Saya kembali ke tepat dokter tadi. Dokternya tidak ada di dalam, tapi tidak apa. toh kadar gula saya normal. Hasilnya dicatat oleh suster di dalam catatan medis saya tadi.
Saya pulang. Sambil jalan ke parkiran, dalam hati, saya nyumpah-nyumpahin dokter (bego) tadi. Kenapa si dokter tadi bilang saya hanya alergi biasa, tanpa melihat kadar gula saya? Mengapa dia harus membohongi saya dengan mengatakan gula darah saya normal, padahal ternyata lab tidak memeriksanya? Dari awal saya sudah mengatakan sama dia saya pengen tahu kadar gula darah saya, tapi dia tidak cantumkan di rujukan LABnya. Benar-benar menjengkelkan Si dokter itu. Mentang-mentang saya tidak bisa baca hasil LAbnya, dia seenaknya saja membohongi saya. Untung sempat saya tanyakan di apotik.
Pelajarannya: Kalau ke dokter, hati-hati. Pastikan dengan benar semua keluhan anda dan keinginan-keinginan anda didengar si dokter. Jangan lupa cross cek catatan-catatan dari dokter atau/lab dengan orang lain yang bisa mengerti catatan-catatan tersebut, biar anda yakin.
Pelajaran lain: malamnya saya langsung tranya mbah google. "how to read blood test result?" Hasilnya saya mendapat banyak informasi mengenai kode-kode yang tertulis di dalam hasil LAB itu.
WBC artinya White Blood Count, yaitu jumlah sel darah putih dalam darah kita. RBC artinya Red Blood Count, yaitu jumlah sel darah merah. HGB= haemoglobin. dst masih ada HCT, MCV, MCH, MCHC yang semuanya diketahui mba google artinya berikut rentang normalnya.
Saya senang karena semua hasil-hasil itu berada dalam rentang normal. Yang menyengankan juga adalah pelayanan ASKES yang ramah dan cepat. Tapi saya dongkol sama si dokternya ....
Aku gatal-gatal, duh menyebalkan sekali. 'dah beberapa minggu. Gatalnya pada kaki paling sering dan akhir-akhir ini tangan juga ikut-ikutan. Gatalnya datang dan pergi. Kadang-kadang gatal, kadang gak. Datangnya suka-suka dia, kadang malam, kadang siang ketika lagi asik ngajar.
Aku pikir, jangan-jangan saya kena gejala diabetes. "Kali gula darahku naik" begitulah pikirku. Aku sudah lama berencana mau cek kadar gula ke RS, tapi selalu gagal, ada sederat alasan yang mengagalkan rencanaku. Salah satunya, pengen coba ramuan alami saja dulu.
Hasil dari bertanya dan cerita dengan teman-teman, disebutlah daun gedi dan daun sambiloto adalah ramuan yang bisa menurunkan kadar gula. Untungnya kedua jenis daun tersebut gampang didapat. Jadi saya minumlah daun gedi selang seling dengan daun sambiloto. Kalau daun gedi ada, ya saya minum rebusan daun gedi dan kalau yang tersedia sambi loto, saya minumlah si raja pahit itu.
Setelah beberapa kali minum, koq gatalnya gak berkurang juga. akhirnya saya putuskan ke RS saja untuk cek gula darah. Karena sudah lama gak ke RS kartu Askes sudah hilang entah dimana. Akhirnya harus ngurus Askes dulu. Untungnya sih, lancar. Gak ribet, senang aku sama petugas Askesnya. Wah sekarang Askes sudah berubah ya? Dari yang dulu kesannya susah bangat dan suka mempersulit orang (biasa administrasi Indonesia) sekarang sudah gampang dan cepat. Pelayannya mbak yang cantik pula he he. Saya datang duduk, bilang "mbak Kartu Askesku sudah lama gak saya pakai, jadi sudah hilang entah dimana, jadi gimana itu mbak? GImana caranya agar saya dapat kartu pengganti?". "Oh ..silahkan isi formulir keterangan hilang ini, lalu tanda tangan diatas materai, dan sertakan dokumen yang diminta", demikan kata si mbak Askesnya. "ow begitu ya mbak, Baiklah, saya bawah pulang dulu formulirnya, saya isi sekalian ngambil dokumen yang dibutuhkan ya?" Simbaknya hanya tersenyum manis sambil mengangguk. Duh gembira hatiku.... mbaknya cantik, urusan gak ribet pula.
Langsung ngacir dari kantor ASKES, pulang kermuha isi form, copy dokumen yang dibutuhkan lalu beli materai Rp. 6000,- selembar, beres dah. Balik lagi ke RS, ketemu si mbak Askes. "Mbak ini formnya sudah selesai, kira-kira kapan nih saya bisa ambil kartunya, soalnya saya sudah mau pake mbak?" Kata saya sambil duduk didepan si mabk yang tadi. "Sekarang juga pak, kalau jaringan bagus lima menit juga selesai". Okey saya duduk, dan tidak sampai sepuluh menit kemudian kartunya sudah jadi. Simbak memasukkannya kedalam amplop putih bersama sebuah brosur Askes, yang menjelaskan hak dan kewajiban peserta askes lalu menyerahkan amplop mirip amplop ATM bank tersebut ke saya. Kartunya juga mirip kartu ATM bank. Gaya simbak menyerahkan ke saya juga mirip tellerbank, menyerahkan ATM kepada nasabah barunya. Pake dua tangan sambil berdiri dengananggun dan pake senyum alah front desk service. ASKES sudah oke sekarang untuk urusan administrasinya, kata hati saya sambil senyum kepada si mbak tadi.
Habis ngurus kartu, langsung saya ke loket klinik. Serahkan karu, dan mengaku pengunjung pertama, langsung mbak yang bertugas tahu kalau saya belum punya kartu kontrol, maka diambilkanlah sebuah map baru sepertinya untuk rekam medik pasien baru. didepannya ditulis nama saya. Si mbak sempat mengeluh nama saya yang kepanjangan. Saya hanya menyahuti "disingkat saja mbak" gak usah ditulis lengkap. Dia diam saja. Setelah selesai ternyata nama saya ditulisnya lengkap trus saya diberi gelaar dibelakang S.Pdi, AmA Apalah gitu, tapi saya sudah g peduli lagi. yang penting saya bisa ketemu dokter.
Si mbak tadi menulis kan keluhan saya dan menulis kata dermatologis setelah saya menyebutkan gatal-gatal tadi.
Lalu saya ke dokter, setelah melewati perawat yang mengukur tensi darah, saya ketemu dokternya. Saya langsung menyampaikan keluhan saya dan minta rujukan supaya saya bisah ke Lab cek darah, karena saya kuatir jangan-jangan kadar gula darah saya naik. Dokter menulis di rujukan ke Lab "Periksa Darah Lengkap".
Saya ke Lab, membawa rujukan tadi, menyerahkan pada perawat pria yang bertugas diloket, menunggu sejenak lalu kemudian dipanggil untuk diambil sampel darah. Uh untuk pertama kali selama dua tahun terakhir ketemu jarum suntik, rasanya selalu sama, ngeriii. Katanyasih cuma seperti gigitan semut, tapi tetap saja bagiku itu namnya sakit.
Si perawat pria tadi yang akan mengambil sampel darah saya, mengikat bisep saya lalu mecari urat yangakan ditusuk. Lalu saya disuruh mengepalkan tangan. Saya enutup mata dan mengepalkan tangan kuat2. Lalu ditusuk jarum... ugh sakit. tapi sebentar saja. Lalu saya buka mata lihat ke perawatnya dnegan hati senang. "Sudah selesai?" Perawatnya menjawab,"tadi Bapak terlalu kencang mengepal, darahnya gak keluar" . "jadi diulang lagi?". "iya" katanya. Saya langsung "ow sh*t" sambil pasrah menyerahkan tangan saya kembali. Kali ini saya mengepal tidak terlalu keras , semenatra jarum itu menusuk tangan saya siperawat mengatakan "buka kepalan tangan bapak, dan rileks, supaya darah keluar dengan baik". Saya ikuti sambil menahan sakit.
Sudah itu saya keluar dan menunggu hasil Labnya di ruang tunggu. Sambil menunggu, saya sempat sms oarang-orang ke sekolah kalau saya akan terlambat masuk kelas karena saya masih di RS. Kira-kira 15 menit saya dipanggil untuk menerima hasil Lab saya. Hasil Labnya bagus koq pak, kata perawat yang menyerahkan sama saya, tapi bapak kembali lagi ke dokternya. Saya kembali ke dokter, sambil menyerahkan hasil lab tadi. Dokter menjelaskan bahwa hasilnya baik... semuanya normal. Saya hanya Alergi biasa kata dokternya. Dokter menulis resep, saya lihat hanya CTM, hydrocortisone dan entah apa yang satu. Saya lega.
Kemudian saya ke Apotik. Sambil jalan ke Apotik, saya kembali memperhatikan hasil Lab di tangan saya. Mencoba mencari angka mana yang menujukkan kadar gula saya. Tapi saya tidak bisa melihatnya. Gak ngerti. Yang ada dicatatan yang dokter berikan hanya rentang kadar gula normal yaitu 75-140 mg/dl. Diapotik saya bertanya sama si penjaga apotik, "Mas-mas, ini yang mana sih di hasil Lab ini yang menunjukkan kadar gula?" .Si Mas mengambil hasil lab saya dan memperhatikan nya. Lalu dia bilang "sepertinya kadar gula darah bapak gak diperiksa". Nih tidak ada hasilnya. Biasanya akan ditulis disini nih pak, sambil dia menunjuk kolom disamping tulisan rentang kadar gula normal tadi. Jadi kadar gula saya gak diperiksa?
Addduhw.. degan jengkel saya balik lagi ke Lab. Kepada orang di lab saya bertanya Bu, ini hasil lab saya, tidak mencantumkan kadar gula darah saya ya? "Iya, kan hanya pemeriksaan lengkap" begitu jawab si ibu itu, itu sesuai dengan catatan dari dokter tadi. lalu saya jawab, tapi saya inginmengetahui kadar gula saya. Ya kalau begitu bapak harus diambil lagi sampel darahnya, tapi bapak kembali kedokter dulu. Lalu dia mengangkat telpon, sepertiya berbicara kepada dokter yang saya temui tadi, lalu dia bilang kesaya. iya silahkan ke doter yang tadi. Lalu saya temui lagi dokternya, dikternya mengatakan iya kaadar gulanya g diperiksa, saya rasanya hendak menyemburkan sejuta dampratan sama si dokter bego itu tapi saya tahan.
Dengan dongkol saya kembali ke Lab. Mengulurkan tangan saya yang sebelah untuk diambil sampel darah. Lalu menunggu hasil Lab. Hasilnya baik. 95 mg/dl, berarti dalam rentang normal. Saya kembali ke tepat dokter tadi. Dokternya tidak ada di dalam, tapi tidak apa. toh kadar gula saya normal. Hasilnya dicatat oleh suster di dalam catatan medis saya tadi.
Saya pulang. Sambil jalan ke parkiran, dalam hati, saya nyumpah-nyumpahin dokter (bego) tadi. Kenapa si dokter tadi bilang saya hanya alergi biasa, tanpa melihat kadar gula saya? Mengapa dia harus membohongi saya dengan mengatakan gula darah saya normal, padahal ternyata lab tidak memeriksanya? Dari awal saya sudah mengatakan sama dia saya pengen tahu kadar gula darah saya, tapi dia tidak cantumkan di rujukan LABnya. Benar-benar menjengkelkan Si dokter itu. Mentang-mentang saya tidak bisa baca hasil LAbnya, dia seenaknya saja membohongi saya. Untung sempat saya tanyakan di apotik.
Pelajarannya: Kalau ke dokter, hati-hati. Pastikan dengan benar semua keluhan anda dan keinginan-keinginan anda didengar si dokter. Jangan lupa cross cek catatan-catatan dari dokter atau/lab dengan orang lain yang bisa mengerti catatan-catatan tersebut, biar anda yakin.
Pelajaran lain: malamnya saya langsung tranya mbah google. "how to read blood test result?" Hasilnya saya mendapat banyak informasi mengenai kode-kode yang tertulis di dalam hasil LAB itu.
WBC artinya White Blood Count, yaitu jumlah sel darah putih dalam darah kita. RBC artinya Red Blood Count, yaitu jumlah sel darah merah. HGB= haemoglobin. dst masih ada HCT, MCV, MCH, MCHC yang semuanya diketahui mba google artinya berikut rentang normalnya.
Saya senang karena semua hasil-hasil itu berada dalam rentang normal. Yang menyengankan juga adalah pelayanan ASKES yang ramah dan cepat. Tapi saya dongkol sama si dokternya ....
Posting Komentar untuk "Gatal dan ....... "