Review Novel Gajah Mada #1
Gajah Mada by Langit Kresna Hariadi
My rating: 3 of 5 stars
Ok final review then,
Ceritanya lumayan seru dan juga lumayan buat penasaran. Walau sebenarnya dalam cerita ini hanya dua pertanyaan yang cukup menarik untuk diikuti dari awal yaitu (1) Bagaimana akhir dari pemberontakan Ra Kuti? dan yang kedua bagaimana dengan nasib Jayanegara (Sang Raja) nantinya? selanjutnya siapa pemilik pesan Bagaskara Manjer Kawuyan? eh yang terakhir ini cukup mengecewakan karena saya mengintip halaman terakhir dan pertanyaannya angsung terjawab hiks.
Namun walaupun hanya dua pertanyaan sentral cukuplah buat saya menyelesaikan novel 500 halaman ini. Cerita silatnya, deskripsi perkelahian, desing anak panah yang menjadi ciri khas dan kebanggaan pasukan Bayangkara pimpinan Bekel Gajah Mada berhasil membekas dihati saya. Hal lain yang saya suka adalah penampilan Gajah Mada sebagai super hero yang cerdik dan mumpuni cukup bagus. Namun ada juga ketidak puasan saya dalam cerita ini.
Ketidakpuasan saya yang paling utama adalah karena ceritanya miskin pesan. Ya, saya suka cerita yang kadang-kadang membuat pembaca berhenti untuk merenungkan makna dibalik kalimat-kalimat percakapan tokoh-tokohnya. Itu yang saya tidak jumpai dalam Novel ini. Padahal Novel ini membawa karakter-karakter besar seperti Gajah Mada dan Maha Patih Arya Tada serta para anggota Pasukan Bayangkara yang setia, dan juga ada ki Buyut Mojoagung yang seharusnya bisa menjadi tokoh yang dapat tampil menyampaikan pesan-pesan yang dalam. Mungkin refleksi pengarang mengenai penokohan dan event sejarah dalam Novel ini masih belum terlalu matang sehingga pengarang cenderung hanya fokus pada deskripsi keseruan cerita silatnya dan mengabaikan kesempatan untuk menyuntikkan semangat cintah tanah air(patriotesme), nasionalisme, kebijakan2 kehidupan, dsb. Singkatya duh.. saya mau buku ini berstabilo pada kalimat-kalimat yang indah dan bijak serta sarat makna dari tokoh sekelas Gajah Mada dan Patih Arya Tada atau anggota Pasukan Bayangkara seperti Lembang Laut, dan duh sapa lagi saya dah lupa (soalnya sudah selesai baca sejak 2 hari lalu tapi tdk sempat nulis review gara-gara laptop protes dan mogok makan). Tapi itu semua bisa saja (dan besar kemungkinannya) si pembaca alias saya sendiri yang gagal membaca pesan. Tapi serius. Ini baru pertama kali saya baca buku koq gak ada yang di garisbawahi padahal bukunya 500an halaman. Sekali lagi saya Kecewa karena Gajah mada, Arya Tada, Ki Buyut Mojoagung tampil kurang ber"aura".
Meski begitu saya sudah beli buku kedua dan siap untuk petualangan berikutnya.
View all my reviews
My rating: 3 of 5 stars
Ok final review then,
Ceritanya lumayan seru dan juga lumayan buat penasaran. Walau sebenarnya dalam cerita ini hanya dua pertanyaan yang cukup menarik untuk diikuti dari awal yaitu (1) Bagaimana akhir dari pemberontakan Ra Kuti? dan yang kedua bagaimana dengan nasib Jayanegara (Sang Raja) nantinya? selanjutnya siapa pemilik pesan Bagaskara Manjer Kawuyan? eh yang terakhir ini cukup mengecewakan karena saya mengintip halaman terakhir dan pertanyaannya angsung terjawab hiks.
Namun walaupun hanya dua pertanyaan sentral cukuplah buat saya menyelesaikan novel 500 halaman ini. Cerita silatnya, deskripsi perkelahian, desing anak panah yang menjadi ciri khas dan kebanggaan pasukan Bayangkara pimpinan Bekel Gajah Mada berhasil membekas dihati saya. Hal lain yang saya suka adalah penampilan Gajah Mada sebagai super hero yang cerdik dan mumpuni cukup bagus. Namun ada juga ketidak puasan saya dalam cerita ini.
Ketidakpuasan saya yang paling utama adalah karena ceritanya miskin pesan. Ya, saya suka cerita yang kadang-kadang membuat pembaca berhenti untuk merenungkan makna dibalik kalimat-kalimat percakapan tokoh-tokohnya. Itu yang saya tidak jumpai dalam Novel ini. Padahal Novel ini membawa karakter-karakter besar seperti Gajah Mada dan Maha Patih Arya Tada serta para anggota Pasukan Bayangkara yang setia, dan juga ada ki Buyut Mojoagung yang seharusnya bisa menjadi tokoh yang dapat tampil menyampaikan pesan-pesan yang dalam. Mungkin refleksi pengarang mengenai penokohan dan event sejarah dalam Novel ini masih belum terlalu matang sehingga pengarang cenderung hanya fokus pada deskripsi keseruan cerita silatnya dan mengabaikan kesempatan untuk menyuntikkan semangat cintah tanah air(patriotesme), nasionalisme, kebijakan2 kehidupan, dsb. Singkatya duh.. saya mau buku ini berstabilo pada kalimat-kalimat yang indah dan bijak serta sarat makna dari tokoh sekelas Gajah Mada dan Patih Arya Tada atau anggota Pasukan Bayangkara seperti Lembang Laut, dan duh sapa lagi saya dah lupa (soalnya sudah selesai baca sejak 2 hari lalu tapi tdk sempat nulis review gara-gara laptop protes dan mogok makan). Tapi itu semua bisa saja (dan besar kemungkinannya) si pembaca alias saya sendiri yang gagal membaca pesan. Tapi serius. Ini baru pertama kali saya baca buku koq gak ada yang di garisbawahi padahal bukunya 500an halaman. Sekali lagi saya Kecewa karena Gajah mada, Arya Tada, Ki Buyut Mojoagung tampil kurang ber"aura".
Meski begitu saya sudah beli buku kedua dan siap untuk petualangan berikutnya.
View all my reviews
Posting Komentar untuk "Review Novel Gajah Mada #1"