Pendekatan STEM Dalam Pembelajaran.
Pendekatan STEM dalam Pembelajaran.
Kehidupan sekarang dan terlebih lagi
dimasa mendatang akan dan selalu diperhadapkan pada bagaimana menerapkan sains
dan teknologi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat manusia.
Permasalahan ini akan semakin beragam dan semakin kompleks dan dibutuhkan
produk sains dan teknologi yang dapat menjawab persoalan-persoalan tersebut
tanpa menghadirkan persoalan baru.
Persoalan seperti sumber energi baru serta kebutuhan akan produk-produk
teknologi yang tepat guna, efisien serta ramah lingkungan adalah sedikit contoh
kebutuhan yang manusia dibidang teknologi yang akan terus-menerus digumuli umat
manusia.
Tuntutan untuk menjawab kebutuhan ini telah mendorong pendidik di USA untuk mengembangkan pendekatan yang disebut STEM education. STEM adalah kepanjangan dari Science, Technology, Engineering and Mathematics. Pendekatan STEM dalam pengajaran sains dimaksudkan agar para siswa terbiasa menerapkan konsep sains dan menggunakan keterampilan matematika untuk mendesain dan menghasilkan produk teknologi sederhana sebagai jawaban atas suatu tantangan permasalahan kontekstual.
Melalui pendekatan STEM diharapkan juga adanya peningkatan minat para siswa untuk mempelajari sains dan
teknologi dikarenakan siswa dapat melihat dengan jelas bagaimana
konsep sains dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata. Harapan dari program
pendekatan STEM dalam pendidikan sains adalah menumbuhkan kecintaan siswa pada
sain sehingga mereka dapat menjadi menjadi tenaga terampil/ahli dibidang teknik
dan sains dimasa mendatang yang mana kebutuhannya akan semakin meningkat (Blackley,
S., & Howell, J., 2015).
Bagaimana menerapkan
pendekatan STEM di sekolah?
Salah satu kerangka kerja yang direkomendasikan dalam penerapan pendekatan STEM dalam pembelajaran sains adalah context integration STEM (Blackley, S., & Howell, J., 2015). Pada context integration, aspek rekayasa teknik (engineering design) mengambil peran sebagai pendorong bagi siswa untuk mempelajari matematika dan sains. Blackley & Howell (2015) merekomendasikan context integration sebagai bentuk pendekatan STEM yang paling cocok untuk konteks pendidikan dasar dan menengah karena beberapa alasan. Pertama adalah karena kesesuaiannya dengan semangat konstruktivisme, pembelajaran autentik dan pembelajaran berpusat siswa.
Pendekatan STEM yang dikembangkan dengan pendekatan context integration mengajak siswa untuk mengembangkan produk teknologi sederhana sebagai solusi dari suatu p ermasalahan kontekstual yang diberikan. Pemberian kondisi autentik bagi siswa ini diharapkan menjadi wadah yang didalamnya siswa dapat menerapkan kaidah atau konsep sains dan matematika yang telah dipelajarinya. Sehingga dengan demikian siswa tidak akan hanya akan menghapal rumus atau konsep tertentu saja tetapi belajar untuk berfikir bagaimana menggunakan konsep tersebut untuk membuat produk teknologi yang dapat berguna bagi kehidupan. Alasan kedua adalah bentuk context integration akan memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, keterampilan sosial dan komunikasi serta keterampilan pemecahan masalah.
The Engineering
Design Proses (EDP)
Engineering
Design Procces (EDP) adalah langkah-langkah pembelajaran yang pada hakikatnya bertujuan
untuk melatih kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep sains untuk memecahkan masalah konteskstual. Berland,et.al.(2014)
melaporkan bahwa penerapan EDP dalam pembelajaran telah berhasil meningkatkan
kemampuan siswa di AS dalam memecahkan permasalahan/tantangan yang
diperhadaplkan pada mereka. Ada banyak variasi dari Langkah-langkah EDP namun
bentuk yang paling mendasar(sederhana)dari
siklus EDP adalah terdiri dari 5 langkah seeprti yang dapat dilihat dalam
gambar berikut.
Bentuk lain yang
lebih terperinci dari siklus EDP seperti yang dikutip dari laman https://www.teachengineering.org/design/designprocess
disajikan dalam 7 langkah seperti dalam
gambar berikut ini.
Dari gambar
diatas terlihat bahwa bentuk kedua merupakan bentuk yang lebih detail dari
bentuk dasar pada gambar pertama. Jika kita mengeksplorasi dunia internet kita
akan mendapatkan bentuk lain dari variasi EDP. Akan tetapi makna mendasar dari
tujuan penerapan EDP dalam pendekatan STEM diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Melatih
siswa untuk merumuskan masalah secara spesifik dan memprediksi/membayangkan
solusi dari suatu permasalahan dalam bentuk produk teknologi.
2)
Melatih
siswa untuk merancang serta menguji prototipe produk teknologi yang akan
dijadikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
3)
Melatih
siswa untuk menerapkan konsep sains dan matematika yang relevan dalam
mengembangkan dan menguji suatu produk teknologi.
4)
Memberikan
konteks bagi siswa untuk berlatih mengembangkan keterampilan 4c (berfikir
kritis, berkomunikasi, bekerjasama dan kreatifitas).
Pustaka:
Blackley, S., & Howell, J. (2015). A STEM narrative: 15 years in the
making. Australian Journal of Teacher Education, 40(7), 102–112. https://doi.org/10.14221/ajte.2015v40n7.8
Berland, L. K. (2014). Designing for STEM integration. Journal of
Pre-College Engineering Education Research, 3(1), Article 3. http://dx.doi.org/10.7771/2157–9288.1078.
Sukses selalu pk Ben
BalasHapusMakasih Bu 🙏
Hapus