Review Buku: Rapijali 1 Mencari
Ulasan Buku Rapijali
Identitas buku
Judul: Rapijali 1: Mencari
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Jumlah halaman: 348
Cetakan Pertama : Februari 2021
No ISBN: 978-602-291-772-4
📕Novel ini mengisahkan tokoh utama seorang remaja, Ping, seorang yatim piatu. Dibesarkan dengan kasih sayang kakeknya, Yuda Alexander. Sang Kakek adalah musikus ternama pada masa mudanya dan bakat seni itu menurun ke Ping. Ping dibawah pengasuhan kakeknya bergabung dengan Band Sang Kakek yang bernama D'Breho. Dengan bakatnya yang unik ini Ping kurang bisa bersaing dalam dunia akademik disekolahnya, bahkan merasa tidak mendapat tempat untuk mengembangkan dirinya. Guru dan teman-temannya melihat bakat Ping aneh karena bakat ini menggiringnya untuk melebur dalam grup band para lansia, D'Breheo. Satu-satunya sahabat Ping adalah Oding. Ping dan Oding bukan hanya sahabat tetapi sudah seperti saudara.
📕Kisah haru yang pertama dibuka ketika Ping dan Oding bertukar cerita tentang rencana masa depan. Oding yang memiliki prerstasi sebagai peselancar nasional dan memiliki orang tua yang mampu secara ekonomi sehingga dengan mudah Oding menyebut Jakarta, Bali, Australia sebagai tujuannya untuk mengembangkan kariernya di dunia olah raga. Sementara Ping, yang hanya memiliki seorang kakek yang sudah sakit-sakitan sehingga meskipun ia menyadari bakat musiknya yang kuat, dengan penuh kesedihan tidak mampu mengeja akan kemana arah hidupnya untuk mengejar impiannya. Bagi Ping masa depan sepertinya sangat kabur.
📕Kisah perjalanan remaja yang berjuang mengenali dan mengembangkan bakatnya ditengah-tengah tantangan konflik rumah tangga, menghadapi bully disekolah dan berbagai persoalan remaja lainnya berkelindan dengan kisah pergolakan dalam rumah tangga seorang politikus yang sedang sibuk-sibuknya membangun citra publik untuk menggapai kursi gubernur adalah kalimat panjang yang menggambarkan sedikit benang merah cerita dalam novel ini.
📕Beberapa hal yang menarik bagi saya ketika membaca novel ini diantaranya adalah:
📕 1. Novel ini menyuguhkan kisah menarik dengan deskripsi yang memukau. Pembaca mudah larut dalam deskripsi keindahan alam, pesona lagu atau ikut menitikkan air mata pada bagian yang mengharubirukan perasaan. Mungkin ini adalah hal biasa dalam menikmati novel tetapi yang unik adalah ketika setiap pencerita memberikan sentuhan pribadi (signature) dalam pesona tutur tulisnya dan hal itu sangat terasa dalam novel ini.
📕2. Secara khusus kemampuan Dee dalam mendeskripsikan proses seni seorang musisi dalam membawakan lagu cukup menghipnotis pembaca untuk ikut mengalun dalam lagu dan melodi yang tidak terdengar itu. Tuturan Dee membantu pembaca untuk mengalunkan interpretasi dari melodi yang dideskripsikannya dalam imajinasi masing-masing .
📕3. Hal ketiga yang sangat menarik bagi saya adalah ini buku pertama yang saya baca yang memiliki soundtrack. How cool is that? Sejujurnya saya telah melihat lebih dahulu video clip "Kinari" di youtube sebelum membaca novel ini. Saat pertama mendengarnya, memang saya bertanya-tanya mengapa Iwan Fals yang dipilih Dee untuk membawakan lagu ini? Pertanyaan itu tentunya terjawab setelah membaca novel ini.
"Kinari, selaksa untaian nada bersua sejuta kata Itulah engkau musik yang indah"
demikian sepenggal lirik dari soundtrack Rapijali 1 ini. Indah bukan?
📕Selanjutnya hal yang menjadi downside dari Novel ini bagi saya adalah:
1) Pendekatan Dee dalam menyelesaikan Issu bullying dalam novel ini sangat tidak fair. Bullying atau perundungan adalah masalah serius dihadapi remaja dimana saja termasuk dinegara kita, dan hal itu terekam dalam Novel ini. Namun cara Dee menyelesaikan kasus perundungan dalam novel ini seperti komentar "take it easy" alias "santai aja bro/sis".
📕Dee seolah mau berkata kalau kamu dibully, misalnya menghadapi verbal bullying, ya ga usah baper kamu cukup ngatain balik orang yang membully kamu dan kasus selesai. Ini adalah hal yang benar-benar tidak dapat diterima. Pelaku perundungan harusnya diberi peringatan keras dan penyadaran bahwa tindakan mereka melukai martabat orang yang dibullynya. Hal ini tidak bisa selesai dengan membalas bully dengan bully. Harus minimal diakhiri dengan si pembully menyadari kesalahannya dan meminta maaf telah merendahkan martabat kemanusiaan teman yang di-bullynya.
📕Dalam bahasa Inggris ada pepatah: sticks and stones may break my bones but words will never hurt me (tongkat dan batu dapat mematahkan tulangku tetapi kata-kata tidak akan pernah melukaiku). Mungkin Dee masih menganut periahasa itu. Itu adalah pepatah lama. Jaman sekarang verbal bullying dapat membuat orang depresi, merasa direndahkan dan kehilangan harga diri. Sungguh pada bagian ini, cara Dee menyelesaikan kasus Bully sungguh tidak bisa diterima. Dee memberi kesan seolah perundungan verbal adalah hal yang biasa saja.
📕 Downside yang kedua adalah terlalu banyak tokoh. Seperti biasa, tantangan saya dalam membaca novel yang berkarakter banyak adalah susah untuk mengingat nama dari setiap karakter, kesulitan dalam mengikuti alur cerita dari setiap tokoh. Tokoh Oding yang mendapat tempat spesial dalam kehidupan Ping diberi sedikit sekali ruang, saya pikir akan banyak pembaca yang penasaran untuk mengetahui bagaimana perkembangan tokoh Oding seiring berkembangnya alur cerita disekitar kehidupan tokoh utama Ping.
📕Sebagai penutup, Meskipun saya tidak setuju dengan cara Dee mengeksekusi kasus perundungan dalam novel ini, novel ini masih tetap menghadirkan pesona kepiawaian Dee dalam menghadirkan kisah perjuangan remaja sarat beban untuk mencari jati dirinya, menjadi mandiri dan berarti. Rapijali 1 bagi saya membawa pesan bahwa setiap remaja punya keunikan dan talentanya masing-masing.
📕Kepada para remaja Dee seolah berkata masa remaja adalah masa dimana kamu harus mengeksplore duniamu, menimbah pengalaman sebanyak mungkin untuk tumbuh dan mengenali potensimu, tantangan akan datang tetapi semangat harus lebih besar dari tantangan itu sendiri. Saya memberi rating 4/5 untuk novel ini dan semoga ulasan ini menambah penasaran para pembaca yang belum membaca kisah ini.
Agar semakin penasaran yuk simak Kinari by Iwan Fals dan Dee Lestari disini
Sampai jumpa pada ulasan Rapijali 2.
Posting Komentar untuk "Review Buku: Rapijali 1 Mencari"